K-MAKI NILAI PT.BA PENYUMBANG TERBESAR KERUSAKAN LINGKUNGAN DI LAHAT DAN MUARA ENIM
LENSAAKTUAL.MY.ID. || Komunitas Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (KMAKI) Sumatera Selatan (Sumsel), mengungkapkan bahwasannya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Bukit Asam (PT BA) beserta investor swasta menjadi penyumbang terbesar kerusakan lingkungan dan perubahan iklim di Kabupaten Lahat dan Muara Enim.
Kerusakan lingkungan pada Kabupaten Lahat dan Muara Enim itu sebagaimana diungkapkan langsung oleh Deputy KMAKI Sumsel, Feri Kurniawan.
"Dampak buruk eksploitasi Batubara di Kabupaten Lahat dan Muara Enim akan menjadi masalah besar bagi masyarakat bibir tambang di kedua Kabupaten itu pada masa mendatang," ujar Koordianator KMAKI, Feri Kurniawan, Sabtu (14/05/2022).
Selain itu, kata Feri, KMAKI beranggapan bahwa kerusakan lingkungan di Kabupaten Lahat dan Muara Enim juga berdampak pada ekonomi serta kesejahteraan masyarakat bibir tambang dengan adanya penambangan batubara.
"Bahkan bila tidak ada pertambangan swasta yang menguasai lebih dari 50% produksi batubara, saya bisa katakan moral dan ekonomi masyarakat bibir tambang jauh lebih baik," ungkap Feri Kurniawan.
"Sementara itu, PT BA selaku operator tambang Pemerintah terkesan kurang begitu peduli dengan masyarakat sekitar mulut tambang dan masyarakat kedua Kabupaten pada umumnya," sambungnya.
Oleh karenanya, lanjut Feri, jika ingin berbagi kesejahteraan, sudah seharusnya PT BA dan Swasta memberikan kontribusi kepada masyarakat berupa 70% CSR kepada wilayah Kabupaten dan melarang kegiatan ekonomi yang dilakukan pihak manapun, kecuali masyarakat bibir tambang.
Feri mengatakan, terkait lingkungan dan ekosistem alam nabati dan hewani yang rusak parah karena proses penambangan, PT BA dan Swasta baiknya menyisihkan dana reklamasi pasca tambang ke lembaga adat atau Pemerintahan Desa untuk dikelola.
"Triliunan untung besar jual batubara justru masuk kantong pemilik tambang Swasta dan menjadi bonus karyawan PT BA belaka. Sementara masyarakat ulayat hanya mendapat per seribu persen atau remah-remah untung batubara, dan yang pasti mendapat 100% dampak buruk pertambangan batubara tanpa dapat menolaknya", pungkas Feri Kurniawan.
Laporan : Aswin (PimRed).
Posting Komentar